Cerita Kosong di Awal Pertemuan

Aku mendengar percakapan Sepasang kekasih yang masih panas Membicarakan yang masih diangan Juga membentuk yang belum diangan Masa depan dan lika-likunya Juga jawaban dari laki-lakinya Mereka mulai menata Bangunan khayal yang masih belia Dikiranya hidup hanya sekedar omongan Juga janji yang merdu dari buku puisi Yang kemarin sore baru dibeli di perapatan jalan Kasihan aku […]

Selengkapnya...

Per(empuan)mulaan

Lekuk tubuh itu masih membuatku pusing Aroma darimu terus menerus memabukkanku Kau pandai meremas segalaku Ampun, aku melayang tanpa pakaian Malam juga tak adil Dengan sengaja memanggil angin sekencang-kencangnya Menggigil, aku dipelukanmu Lihat leher indahmu, dipenuhi merah rona yang terlihat agak sakit Sekujur tubuhmu basah sendiri Merinding, kau memejam mata Kaki kecilmu mulai meronta Berharap […]

Selengkapnya...

Penguasa Sebenar-benarnya

Kutunggu kau di perpustakaan besar Dengan segudang harap dan sajak baru Kulihat orang lalu lalang Memegang tangan manusia lainnya Mereka menguras bahagia Tak menyisakan bagi yang melihatnya Aku disudut paling belakang Memegang buku Akhirnya kau datang Rambut hitam, baju yang kekuningan Mengajakku makan agar tak berlebihan Kau pesan es teh dengan gula yang sedikit Tersenyum […]

Selengkapnya...

Perempatan Sore

Adalah dirimu di hari itu berjalan pelan melewatiku adakah sedikit kau mengenang bahwa di hari yang sama  aku mulai mengikutimu   Tak sulit menggambarmu di khayalku senyum dan rambutmu itu berirama memainkan perannya seolah hanya aku yang mendengarnya   Terima kasih telah membuatku berangan dan impian yang menjadi langkah kelak dimanapun kau berada biarkan ku […]

Selengkapnya...

Tak Apa

Tak apa jika sebab kau meninggalkan kita demi dia yang kau puja tak apa kau mengakhiri kita demi dia yang memenuhi harapmu   Demi angin yang begitu lembut daun hijau yang bersahaja suara tenang dalam senjanya tak apa   Kau lebih tau aku sebagai diriku kau lebih tau kita dan masa-masa itu kau lebih tau […]

Selengkapnya...

Pernah Aku

Pernah aku sangat mencintaimu tak memberi ruang yang lain untuk memandangmu apalagi berbicara dan menatap mata cokelatmu   Pernah aku sangat menjagamu dari hembusan debu di siang hari juga dingin saat malam tenang di ujung rindu   Sampai tiba waktu meninggalkan kita juga putus asa yang mengalahkan hubungan lama kadang aku terus berdiri saat kau […]

Selengkapnya...

Perihal dengan siapa kau kelak
tak masalah, asal kau tetap
aku cukup mengantarmu

Tak apa mengingatku saat kau gundah
saat kau pilu, juga merindu
aku akan ada, di beberapa detik ingatanmu

Sedikitpun jangan pernah mencari tau
bagaimana aku dan perihal lain
sebab semua sudah kau jawab
jauh sebelum pertanyaan itu hadir

Tidak ada yang tahu ketika kalian melihat nenek tua

Mendorong gerobak di tengah malam udara kota

Itu adalah reinkarnasi dari ibu

 

Tidak ada yang tahu ketika kalian melihat kakek kurus

Mengayuh sepeda kecilnya ditengah terik matahari kota

Itu adalah gambaran dari ayah

 

Jika kau masih memikirkan hari esok dan merasa takut dengan persoalan makan

Maka lebih takutlah jika kau tak menyisihkan sedikit saja uang di kantong celanamu

Jika kau masih resah dengan ketidakjelasan masa depanmu

Maka lebih resahlah ketika di sela hidup kau tak membantu orang yang sangat membutuhkan hidupmu demi hidupnya

 

Kita sering merasa kurang dengan seluruh kelengkapan yang tidak kita ketahui
Kita sering mengucap syukur tapi tidak pernah tahu makna dari syukur

Mereka ada disekitar kita

Bagimu segalanya tak masalah
apa yang kau takutkan
selain dirimu dan keegoisanmu

Bagimu segalanya terlalu mudah
baik melupakan juga meninggalkan
hanya dirimu yang mengerti dirimu

Bagimu kemarin tak ada artinya
hanya sisi lain dari hari ini
aku sangat meyakini kemarin
juga masa dulu yang mendayu dayu

Bagimu aku tak lebih dari tangga menujunya
bodohnya aku menganggapmu tujuan dari semua

Orang-orang berlomba mengubah dirinya
entah jadi apa untuk jadi apa
wajah yang indah dibalut gumpalan debu
mereka tak sadar juga sadar

Kiranya yang lain akan memandang
kiranya yang memandang akan senang
dikira kiranya hari ini tidak berakhir
padahal esok sudah dekat
yang lalu-lalu masih yang terbaik

Dikiranya masa depan bukan hari esok
dikiranya masa lalu bukan kemarin
dia wajib tau bahwa penciptanya tidak berbelit belit, karena nikmat tak akan jauh dari cukup