Pun Dengan Mereka

sebelum aku menulis pasti kau yang kukenang kau yang susah digambarkan kau yang mudah dikenang seperti hari senin kemarin kau lagi yang kupikir kau lagi susah dilupa ada ada saja kau dibalik senyuman hadirlah dengan nama yang lain cukup nama jangan yang lain senyummu tetap matamu tetap kau tau aku akan bagaimana dengannya tak berguna […]

Selengkapnya...

Tidak Ada Hanya

bukan hanya mulut yang butuh kopi juga mata yang ingin seksi bukan hanya mata yang menilai istri juga mulut yang ingin lebih bukan hanya tubuh yang ingin kutiduri juga jiwa yang lebih berkelas bukan hanya jiwa yang berkualitas juga tubuh yang membuat klimaks kan kuberi yang ingin kau raih dan kau beri yang kau jaga […]

Selengkapnya...

Ingatanku Sudah Tak Sehat

Bagaimana aku menjadi yang lain sedang diriku yang mendambamu Tapi bagaimana mungkin aku menjadi diriku sedang kau mendamba yang lain Atau aku harus berpaling dari rupa mu yang buat kegelisahan Atau aku harus bertahan dari pendirianmu yang sudah mapan Aku bisa saja menjadi yang lain Dan hidup tenang dengan kemauanmu Tapi tak bisa juga aku […]

Selengkapnya...

Tentang Harap

Kau potong potong jiwaku dan kau buang dikesendirian Sampai gelap tak ada kau sisa Mereka terbahak seolah aku terjepit duka Aku tidak peduli perihal keramaian Ribuan cahaya lampu tak mampu Pun menyinari Aku tetap gelap, bahkan lebih gelap Sebaiknya kutunda dulu Tentang harap juga simponi merdu Harmonika di atas lemari Biar kusam sampai pagi Selama […]

Selengkapnya...

Malam Meniduri Matahari

Kuberi kau makan agar nafasmu lebih panjang Malah kau ciuman dengan dia sepanjang malam Kuberi kau buku untuk menghadapi peradaban Malah kau berucap sembarang seperti tak berpengetahuan Kuberi kopi agar kau terjaga di sabtu malam Malah kau tidur bangun kesiangan Kuberi kamar agar kau bisa terbaring di hari melelahkan Kau malah keluar tak pernah kunjung […]

Selengkapnya...

Wajah Yang Sama di Kisah Lain

Dulu aku punya angan Bisa hidup tenang disebuah alam Dipenuhi pohon rindang juga beberapa ayam yang kuberi makan Tiap pagi kulihat kau menyiram tanaman dan menyapu halaman Dengan pakaian tidur dan mata sayup sisa semalam Kulihat kau menyajikan sarapan dengan teh panas Pisang goreng buatan tangan Juga sayur yang kau petik di halaman belakang Kita […]

Selengkapnya...

Ditiduri Aku Sepuas-puasnya

Kita sudah bertahun membangun cerita November di depan rumah tetangga Kita berjanji layaknya kawula muda Siap dilupa juga mendua Saat ini umur kita sudah dewasa Tapi tak juga menjawab gelisah Keluh kesah di pagi malammu Bukan aku obat penenangnya Lama tak memberiku jaminan Seperti semangka yang sudah tidak merah Terinjak dipinggir jalan oleh pejalan kaki […]

Selengkapnya...

Taman Langit

Apa yang kau pikir sampai kau tidur dengan para penjahat itu Apa kau suka dengan cerita pilu yang membuatmu jatuh Atau kau hanya bersenda gurau Menganggap bersetubuh hanya soal rindu Sungguh kau termakan waktu Tidak berpegang pada pintu kamarmu Jangan lagi kau muncul didepanku Membawa pisau ditangan kananmu Dan kunci kamar ditangan kirimu Aku sudah […]

Selengkapnya...

Untuk Rindu yang Lebih Merindu

Apa yang kau pikir sampai kau tidur dengan para penjahat itu Apa kau suka dengan cerita pilu yang membuatmu jatuh Atau kau hanya bersenda gurau Menganggap bersetubuh hanya soal rindu Sungguh kau termakan waktu Tidak berpegang pada pintu kamarmu Jangan lagi kau muncul didepanku Membawa pisau ditangan kananmu Dan kunci kamar ditangan kirimu Aku sudah […]

Selengkapnya...

Api di Siang Hari

Sebagian hidupku telah diperkosa oleh kata mu Sengaja kau telanjangi aku di depan teman-temanku Kau tampar aku dengan candu Dan kau tinggalkan aku terkapar di lantai yang penuh debu Sesak aku menggeliat Menghirup aroma tubuhmu yang begitu manis seperti madu Sedikit saja kau membelakangiku Aku sudah seperti semut di siram air panas Percuma aku bersembunyi […]

Selengkapnya...