Harusnya aku tak boleh rindu
Pada dia yang mengadu nasib di kepalanya
Pada dia yang merindu di pelukannya
Pada dia yang tersesat dengan imajinya
Pun aku sedikit saja memikirkannya
Entah itu karena apa atau dengan bagaimana
Bukan kehendak diriku tapi kenapa
Dia tertancap bagai paku karatan yang puluhan tahun didalam kepala
Tentu sulit menaruh harap pada hujan di musim yang kemarau
Juga menerjemahkan bahasa burung di hutan belantara penuh kayu juga batu
Lantas dengan apa kau bisa pergi segera
Kau sudah tidak peduli dengan kata
Apalagi hanya tamparan yang menyakitkan raga
Sungguh kau hebat membuatku mati dengan ingatan yang tak putus-putusnya