Menebak-nebak aku isi kepalamu di belakang pintu
Apa kau sudah rapuh pada waktu yang lalu
Ataukah ingatan masa depan membuatmu kuat
Aku masih meraba tanpa menyentuhmu
Mata layu mu tajam menusuk bertubi-tubi hasrat pendamku
Coba lihat tangan mungilmu itu
Seolah tak pernah memegang tangan lain yang ingin menjamahmu
Pakaian yang membalutmu tidak begitu kaku untuk para pria prasangka dulu
Entah bagaimana kau bisa menyentuh jiwa disekitarmu hanya dengan senyuman malu
Aku bukan korban pertama juga yang terakhir
Tapi aku harus menagih
Kenapa aku tersiksa dengan segalamu
Bukan sebagian tapi segalamu
Tidak akan setengah-setengah aku mencinta dinda