Sabtu 23 September 2017

Aku ingat malam itu, akhir september dan awan sedang seringnya mengeluarkan hujannya
Beberapa rumah mulai gelap disebabkan mati lampu di beberapa titik kota
Aku hanya berdua dengan ayah
Ibu telah tenang sejak bulan mei

Suasana sekitar sangat tenang
Sesekali bunyi kendaraan yang jauh dari rumah
Aku mengambil dua batang lilin untuk dinyalakan
Anginnya sangat tenang, membuatku tenang, juga membuat ayah ingin bersandar dikursinya untuk istirahat dari badai kehidupan yang sangat tegang

Suara air mulai terdengar jatuh membasahi tanah, atap, dedaunan, juga sandal didepan rumah
Aku mengambil balsem yang agak panas
Kuusapkan di belakang ayah, aku harap bisa menghangatkannya dari dinginnya permasalahan dunia juga kerinduannya terhadap ibu

Aku juga rindu, tapi mata ayahku tak bisa berbohong
Mata yang dalam itu begitu kehilangan pasangannya, mulai sayup kadang tertutup
Aku rindu ibu yang selalu marah didepan ayahku
Aku rindu dimana mereka terus bertengkar tapi tak perlu berkata untuk saling menjaga

Kuharap dengan catatan ini
Kelak aku bisa disadarkan
bahwa cinta begitu kuat dan disisi lain mampu melemahkan
Sayangilah orangtua kalian dengan cara kalian sendiri, meski itu sangat sederhana
Bahagia itu tak perlu mahal